MENDISIPLINKAN SISWA MELALUI PENDIDIKAN KARAKTER
MENDISIPLINKAN
SISWA MELALUI
PENDIDIKAN
KARAKTER
Eduardus Umbu Kodi
1622112062
Mahasiswa Semester VII
Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas
Muhammdiyah Kupang
ABSTRAK
Era globalisasi sekarang ini, banyak terjadi masalah-masalah sosial. Masalah-masalah
tersebut juga berimbas kepada kehidupan anak-anak
didik dan sekolah lebih khususnya lagi di Nusa Tenggara Timur (NTT). Masalah-masalah sosial tersebut mengarah kepada kedisiplinan
siswa. Solusi atas kedisiplinan siswa tersebut adalah melalui
pendidikan karakter. Untuk dapat melaksanakan pendidikan karakter, diperlukan
pemahaman yang baik terhadap pendidikan karakter, yaitu pemahaman tentang
pengertian pendidikan karakter, tujuan
pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan karakter, hakekat dan tujuan pendidikan karakter.
Kata Kunci: pendidikan karakter, kedisiplinan,
siswa
PENDAHULUAN
Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat NTT saat ini berada di era reformasi. Era ini ditandai dengan pelaksanaan hak
asasi manusia secara utuh, dalam arti semua hak-hak manusia dihargai dan
dijunjung tinggi dengan memperhatikan hak-hak orang lain. Namun hal ini disalah
artikan dalam pelaksanaannya. Hak-hak seseorang diminta untuk dihargai dengan
sebebas-bebasnya tanpa memperhatikan hak-hak orang lain serta norma dan aturan
yang berlaku. Akibatnya, banyak terjadi masalah-masalah sosial di
masyarakat.Sebagai contoh adalah adanya tindak kekerasan yang terjadi di
mana-mana, tawuran antar pelajar, kurangnya rasa hormat dan sopan santun kepada
orang yang lebih tua dan lain sebagainya.
Masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat juga
memberi imbas kepada kehidupan di sekolah tidak hanya di sekolah-sekolah
tingkat atas, bahkan di sekolah dasar pun kerap terjadi masalah-masalah sosial
tersebut. Adapun masalah-masalah tersebut meliputi pelanggaran-pelanggaran
terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat.Masalah-masalah yang sering
dijumpai adalah adanya siswa yang kurang hormat kepada Bapak/Ibu Guru,
kekerasan kepada siswa lainnya dan lain sebagainya. Identifikasi masalah-masalah sosial
di sekolah mengarah kepada adanya kurang disiplinannya siswa. Diakibatkan penyebab-penyebab adanya
kekurang disiplinan siswa adalah kurangnya kepedulian pihak-pihak di sekitar
siswa. Penyebab lainnya adalah mudahnya siswa mendapatkan “informasi”
tanpa adanya penyaringan terlebih dahulu. Pendidikan karakter dipandang
sebagai solusi adanya kurangnya kedisiplinan siswa di sekolah. Pendidikan karakter dijadikan alat
untuk “mengkarakterkan “siswa. Melalui kegiatan ini, siswa dilatih
bertindak sesuai dengan norma dan aturan yang berlaku. Melalui kegiatan ini
pula, siswa dibiasakan melaksanakan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
seperti gotong-royong, sopan santun, saling menghormati, dan lain sebagainya.
Sejak Indonesia berdiri dan bebas dari penjajahan, pendidikan karakter terus
dikumandangkan. Sebagai bukti adalah Presiden Soekarno mencanangkan nation
and character building dalam rangka membangun dan mengembangkan karakter
bangsa Indonesia guna mewujudkan cita-cita bangsa, yaitu masyarakat yang adil
dan makmur berdasarkan Pancasila (Puskur,2010:1). Pada masa reformasi ini,
pendidikan karakter juga menjadi prioritas, Adanya bukti-bukti tadi memberikan
gambaran bahwa pendidikan karakter bukan lah hal yang baru. Namun demikian, di era reformasi
ini, pendidikan karakter juga menjadi prioritas pembangunan SDM bangsa
Indonesia khususnya di NTT. Hal ini tampak dalam UU Sisdiknas. Namun demikian,
pelaksanaannya nampak surut bahkan tidak ada sama sekali. Untuk itu, diperlukan
adanya penghidupan kembali pendidikan karakter. Diperlukan pemahaman lebih lanjut
untuk melaksanakan pendidikan karakter.
Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang
dihasilkan adalah sebagai berikut (1) pengertian pendidikan karakter (2) tujuan
pendidikan karakter
(3) nilai-nilai pendidikan karakter (4) hakekat dan tujuan pendidikan karater di sekolah menengah atas ataupun sekolah dasar. Tujuan penulisan ini
adalah untuk menjelaskan pengertian pendidikan karakter, nilai-nilai pendidikan
karakter, ruang lingkup pendidikan karakter, dan pelaksanaan pendidikan
karakter.
PEMBAHASAN
pengertian
Realitas pendidikan di NTT sekarang ini
banyak karakter siswa-siswa yang tidak terpuji akibat kurangnya pemahaman dan
penekanan dari para guru-guru ataupun orang tua terhadap pentingnya harga menghargai
antara siswa dengan guru, siswa dengan orang tua, antar sesama siwsa dan juga
dalam khidupan sosial bermasyarakat, maka dari itu perlu pemahan akan
pentingnya pendidikan karakter dan pengertian dari pendidikan karakter, Pengertian pendidikan karakter berkaitan dengan pengertian
pendidikan dan karakter. Pendidikan adalah suatu proses dan usaha yang secara sadar dan sistematis dalam
mengembangkan potensi siswa (Puskur, 2010: 4). Pengertian karakter adalah
watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil
internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan
untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas
sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat
dipercaya, dan hormat kepada orang lain (Puskur, 2010 : 5). Pengertian pendidikan karakter
adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
pada diri siswa sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter
dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai
anggota masyarakat, dan warga negara yang religius, nasionalis, produktif dan
kreatif.
Pengertian pendidikan karakter memiliki dua kata kunci. Kata kunci yang pertama adalah isi
pendidikan karakter. Isi berkaitan dengan “apa yang akan dilaksanakan”
dalam pendidikan karakter. Isi pendidikan karakter meliputi nilai-nilai yang
berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan
nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional (Puskur, 2010 :
6). Kata kunci yang kedua adalah pelaksanaan pendidikan karakter.Untuk dapat
melaksanakan pendidikan karakter, perlu diketahui fungsi dan tujuan pendidikan
karakter. Adapun
fungsi pendidikan karakter adalah 1). pengembangan potensi siswa untuk menjadi pribadi berperilaku
baik; ini bagi siswa yang telah memiliki sikap dan perilaku yang mencerminkan
budaya dan karakter bangsa. 2) memperkuat kiprah pendidikan
nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi siswa yang lebih
bermartabat. Dari
uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter adalah sebuah
proses menumbuhkan, mengembangkan dan mendewasakan kepribadian seseorang.
TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER
Tujuan Pendidikan Karakter di NTT adalah mendorong lahirnya anak-anak
yang baik. Begitu tumbuh dalam karakter yang baik, anak-anak akan tumbuh dengan
kapasitas dan komitmennya untuk melakukan berbagai hal yang terbaik dan
melakukan segalanya dengan benar, dan cenderung memiliki tujuan hidup.
Meletakkan tujuan pendidikan karakter dalam rangka tantangan diluar kinerja
pendidikan, seperti situasi kemerosotan moral dalam masyarakat yang melahirkan adanya kultur kematian
sebagai penanda abad, memang bukan merupakan landasan yang kokoh bagi pendidikan
karakter itu sendiri. Sebab dengan demikian, pendidikan karakter memperhambakan
demi tujuan korektif, kuratif situasi masyarakat.
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
Menentukan nilai-nilai yang relevan bagi pendidikan karakter tidak
dapat dilepaskan dari situasi dan konteks historis masyarakat tempat pendidikan
karakter itu mau diterapkan. Sebab, nilai-nilai tertentu mungkin pada masa tertentu lebih relevan dan dalam
situasi lain, nilai lain akan lebih cocok. Oleh karena itu, kriteria penentuan
nilai-nilai ini sangat dinamis dalam arti, aplikasi praktisnya di dalam
masyarakat yang akan mengalami perubahan terus menerus, sedangkan jiwa dari
nilai-nilai itu tetap sama.
Penilaian Hasil Belajar Pendidikan Karakter
Penilaian adalah proses yang digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang prestasi atau kinerja peserta didik. Hasil penilaian digunakan untuk
melakukan evaluasi terhadap ketuntasan belajar peserta didik dan efektifitas
proses pembelajaran (BNSP, 2006: 5). Penilaian menurut Howard Gardner (2003: 252)
menetapkan penilaian sebagai memperoleh informasi mengenai keterampilan dan
potensi dari individu, dengan dua sasaran yaitu memberi umpan balik yang
bermanfaat kepada individual yang bersangkutan dan data yang berguna kepada
masyarakat yang ada di sekitarnya.Penilaian pendidikan karakter dilakukan untuk
mengukur seberapa jauh nilai-nilai pendidikan karakter telah dipahami,
dihayati, dan diterapkan siswa dalam kehidupan sehari-hari, sekurang-kurangnya
dapat terlihat di lingkungan sekolah.Penilaian pendidikan karakter dapat
berbentuk penilaian perilaku, baik individu maupun kelompok.Penilaian dilakukan
untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh tentang penghayatan nilai-nilai
pendidikan karakter yang tercermin dalam kualitas hidup sehari-hari.
Hakekat dan Tujuan
Penilaian pendidikan karakter pada hakekatnya adalah evaluasi atas
proses pembelajaran secara terus menerus dari inividu untuk menghayati peran
dan kebebasannya bersama orang lain dalam sebuah lingkungan sekolah demi
pertumbuhan integritas moralnya sebagai manusia. Keberhasilan pendidikan
karakter tidak akan dapat diukur jika subjek yang mengukur adalah pribadi lain
di luar diri individu, sebab kondisi struktural antropologis mereka tidak
memungkinkan menilai penghayatan moral yang dilakukan oleh orang lain.
Penilaian pendidikan karakter berkaitan erat dengan adanya unsur pemahaman,
motivasi, kehendak, dan praksis dari individu. Pendidikan karakter menjadi
semakin bertumbuh ketika motivasi dalam diri individu menjadi pendorong
semangat bagi perilaku moralnya dalam kebersamaan dengan orang lain.
Dari hakikat pendidikan karakter, kita dapat menyimpulkan tentang
tujuan penilaian pendidikan karakter.Penilaian pendidikan karakter dalam
lembaga sekolah bukanlah terutama untuk menentukan kelulusan siswa. Namun,
lebih sebagai penentu apakah kita sebagai individu yang hidup dalam lembaga
pendidikan mau mengembangkan daya-daya reflektif yang ada dalam diri kita
sehingga hidup kita dalam kebersamaan dengan orang lain menjadi semakin
bermutu. Untuk itu, penilaian pendidikan karakter semestinya mengevaluasi dan
menelaah berbagai macam corak relasional antar individu di dalam lembaga
pendidikan, hubungan antar siswa dengan siswa lainnya, siswa dengan guru, orang
tua dengan sekolah, sekolah dengan masyarakat
dan Negara.
PENUTUP
SIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter
adalah sebuah proses menumbuhkan, mengembangkan dan mendewasakan kepribadian
seseorang. Pendidikan
karakter sangat penting diterapkan demi mengembalikan karakter bangsa Indonesia
yang sudah mulai luntur. Dengan dilaksanakannya pendidikan
karakter di sekolah dasar, diharapkan dapat menjadi solusi atas masalah-masalah
sosial yang terjadi di masyarakat.
SARAN
Bagi Pihak Sekolah: Dengan menempatkan pendidikan karakter dalam
kerangka dinamika dan dialektika proses pembentukan individu, para insan
pendidik diharapkan semakin dapat menyadari pentingnya pendidikan karakter
sebagai sarana pembentuk pedoman perilaku, pengayaan nilai individu dengan cara
menyediakan ruang bagi figur keteladanan bagi anak didik dan menciptakan sebuah
lingkungan yang kondusif bagi proses pertumbuhan berupa, kenyamanan, keamanan
yang membantu suasana pengembagan diri satu sama lain dalam keseluruhan
dimensinya (teknis, intelektual, psikologis, moral, sosial, estetis, dan
religius). Nilai-nilai
pendidikan karakter perlu dikembangkan di sekolah.Nilai ini berlaku universal,
karena dapat digunakan oleh seluruh siswa di Indonesia tanpa adanya
diskriminasi terhadap pihak-pihak tertentu. Nilai-nilai ini bersumber dari
agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional
Bagi peserta didik : Pendidikan karakter dipandang
sebagai solusi adanya kekurang disiplinan siswa di sekolah. Pendidikan karakter
dijadikan alat untuk mengkarakterkan siswa. Melalui kegiatan ini, siswa
dilatih bertindak sesuai dengan norma dan aturan berlaku. Melalui kegiatan ini
pula, siswa dibiasakan melaksanakan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
seperti gotong-royong, sopan santun, saling menghormati, dan lain sebagainya.
DAFTAR RUJUKAN
Koesoma,
2007.Pendidikan Karakter pada Sekolah. Jakarta: Kencana.
Muin,Fachtul.2011.Pendidikan
Karakter Konstruksi Teoritik dan praktik.Yogyakarta : Arr-ruzz Media.
Tim
Penyusun. 2011. Pedoman Pelaksanaan pendidikan Karakter :berdasarkan pengalaman di satuan pendidikan
rintisan. Jakarta
: Puskurbu Badan Penelitian Dan
Pengembangan Kementerian Pendidikan
Nasional.
Tim
penyusun, 2012.Bahan
Pelatihan Penguatan Metodologi Pembelajaran
Berdasarkan Nilai-Nilai Budaya Untuk Membentuk daya Saing Dan Karakter
Bangsa: Pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa. Jakarta: Pusat Kurikulum Badan Penelitian Dan Pengembangan
Kementerian Pendidikan Nasional.
Komentar
Posting Komentar